Indonesia terkenal banget dengan produk-produk anyaman yang dibuat dari bambu dan di proses dengan cara tradisional yaitu dengan tangan-tangan kreatif manusia Indonesia. Tapi, apa jadinya kalau proses menganyam itu digambarkan melalui sebuah tarian? Hmmm, sounds interesting.
Sebelum masuk ke diskusi soal tari Ngayoa, ada yang pernah denger gak kota namanya Sungaipenuh? Pasti bayangan kamu itu kota penuh dengan sungai-sungai atau ada sungai yang isinya penuh air. Hahahaha, bukan-bukan, itu bukan kota yang isinya sungai semua. Sungaipenuh yang gak penuh dengan sungai. Lho, kok gitu ya? Mari kita bahas 😀
Jadi, kota Sungaipenuh itu resmi berdiri pada tahun 2009, hasil dari pemekaran kabupaten Kerinci. Kalo Kerinci pasti tahu dong dimana itu? Itu lho yang ada Gunung Kerinci itu, di provinsi Jambi. Iya, kota Sungaipenuh itu ada di provinsi Jambi yang letaknya ada di antara provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Enak dong ya bisa melipir ke Bengkulu atau ke Sumbar. Eits, tunggu dulu! Kalo kalian liat maps dibawa ini mungkin kalian akan mikir dua kali.
|
Ini map besar kota Sungaipenuh. Tepat ada di dekat Sumbar dan Bengkulu |
|
Map kecil Sungaipenuh. Kotanya keliatan kecil ya?
Nah, liat sendiri kan jauhnya kayak apa sama ibukota Jambi? Katanya sih, dari kota Jambi ke Sungaipenuh bisa seharian full. Misalnya berangkat jam 9 pagi dari Jambi, sampai sana jam 11 malem. Wow, luar binasa eh salah luar biasa! 😅
Terus, korelasinya apa dong antara anyaman, tari ngayoa, sama kota Sungaipenuh? Ya soalnya tari Ngayoa itu datengnya dari kota Sungaipenuh yang nyeritain proses menganyam masyarakat Sungaipenuh dengan ceria.
"Ngayoa" itu artinya menganyam, jadilah tarian ini nyeritain aktivitas anyaman masyarakat Sungaipenuh sebagai mata pencaharian utama dalam menyokong ekonomi keluarga. Anyaman unggulan Sungaipenuh adalah anyaman tikar, karena itulah di tarian ini para penarinya bawa tikar anyaman.
Penarinya ada 7 orang (tapi di acara GWBN 2017 cuma ada 6) ditambah dengan pemain musik tradisional yang mengiringi tari Ngayoa. Gerakan tarian ini memperlihatkan proses pembuatan anyaman dari pengambilan bahan baku, penjemuran, dan penganyaman. Makanya, gerakan tarian ini gak dinamis dan powerful kayak tari Jaipongan atau tari Bali. Yang terpenting filosofi, cerita, dan keceriaan masyarakat Sungaipenuh dalam membuat anyaman.
Tari Ngayoa meraih juara 2 dalam lomba tari Nusantara di "Gebyar Wisata Budaya Nusantara" expo di Jakarta Convention Center (JCC) bulan Mei 2017. Prestasi luar biasa yang penting banget buat promosi wisata kota Sungaipenuh.
Artikel tentang kota Sungaipenuh nanti akan ditulis di artikel terpisah. Semoga tari-tari Sungaipenuh lainnya juga bisa menorehkan prestasi gemilang kedepannya. Aamiin!
|
No comments:
Post a Comment